UMS Jadi PTMA Pertama Buka Prodi Kecerdasan Buatan, Dorong Inovasi Teknologi
Franklin County News — Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mencatat sejarah sebagai perguruan tinggi Muhammadiyah (PTMA) pertama di Indonesia yang membuka Program Studi (Prodi) Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI). Langkah strategis ini diambil untuk mendorong inovasi teknologi, memperkuat daya saing mahasiswa, serta menjawab kebutuhan industri digital yang semakin berkembang pesat.
Prodi Kecerdasan Buatan, Jawaban Kebutuhan Industri Digital
UMS menilai perkembangan teknologi digital di Indonesia dan dunia menuntut sumber daya manusia yang mampu menguasai kecerdasan buatan. Prodi baru ini diharapkan menjadi pusat pengembangan talenta AI, mulai dari pemrograman, machine learning, hingga pengembangan sistem cerdas yang dapat diterapkan pada berbagai sektor, seperti kesehatan, pendidikan, pertanian, dan bisnis digital.
Rektor UMS, Dr. Fauzan Hidayat, M.T., menjelaskan bahwa pembukaan Prodi Kecerdasan Buatan ini merupakan komitmen UMS untuk menjadi pionir dalam pengembangan teknologi di kalangan PTMA.
“Kami ingin mahasiswa UMS tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta teknologi. Dengan prodi ini, mereka akan dibekali kemampuan yang relevan untuk menghadapi era digital yang semakin kompleks,” ujarnya.
Kurikulum Berbasis Industri dan Riset Inovatif
Kurikulum Prodi Kecerdasan Buatan UMS dirancang berbasis kebutuhan industri dan tren teknologi terbaru. Mahasiswa akan mempelajari algoritma AI, big data analytics, robotika, serta sistem cerdas berbasis internet of things (IoT). Selain itu, program ini menekankan praktik riset dan pengembangan teknologi melalui laboratorium modern yang dilengkapi perangkat AI canggih.
“Kami mengintegrasikan teori dan praktik agar lulusan siap menghadapi tantangan nyata di industri. Mahasiswa tidak hanya belajar konsep, tetapi juga mengembangkan proyek inovatif yang memiliki nilai aplikatif tinggi,” jelas Dekan Fakultas Teknik UMS, Prof. Dr. H. Abdul Rohman, M.Eng.
Kolaborasi dengan Industri dan Institusi Global
UMS tidak bekerja sendiri dalam pengembangan prodi ini. Mereka telah menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan teknologi dan institusi riset internasional. Tujuannya adalah agar mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung dalam proyek-proyek AI nyata, sekaligus membuka peluang magang dan penelitian kolaboratif.
“Kami berkomitmen membangun ekosistem AI yang lengkap, mulai dari pendidikan, riset, hingga aplikasi industri. Kerja sama ini akan memperluas wawasan mahasiswa dan memperkuat daya saing mereka di pasar kerja global,” ungkap Kepala Program Studi Kecerdasan Buatan, Dr. Rina Susanti, M.Sc.
Dorong Inovasi dan Start-up Teknologi Mahasiswa
Selain fokus pada pendidikan formal, UMS juga mendorong mahasiswa untuk berinovasi melalui pengembangan start-up berbasis AI. Universitas menyediakan inkubator teknologi dan pendampingan bisnis untuk mahasiswa yang memiliki ide kreatif.
“Mahasiswa yang memiliki gagasan inovatif bisa mengembangkan prototipe AI, misalnya aplikasi kesehatan cerdas atau sistem pertanian otomatis. Kami ingin mereka siap menjadi entrepreneur teknologi yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional,” kata Dr. Fauzan Hidayat.
Meningkatkan Daya Saing PTMA di Era Digital
Dengan menjadi PTMA pertama yang membuka Prodi Kecerdasan Buatan, UMS berharap dapat memicu perguruan tinggi Muhammadiyah lain untuk mengikuti jejak ini. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, tetapi juga memperkuat kontribusi PTMA terhadap pembangunan teknologi nasional.
“UMS ingin menjadi benchmark bagi PTMA lainnya. Era digital menuntut semua perguruan tinggi beradaptasi dengan cepat, dan AI adalah salah satu kemampuan penting yang harus dikuasai mahasiswa,” jelas Prof. Abdul Rohman.
Respons Positif Mahasiswa dan Masyarakat
Pembukaan prodi ini mendapat respons positif dari calon mahasiswa dan masyarakat luas. Banyak siswa SMA/SMK yang tertarik untuk menempuh pendidikan di bidang AI karena prospek karier yang menjanjikan. Beberapa orang tua juga menyambut baik langkah ini karena memberikan peluang bagi anak-anak mereka untuk bersaing di era teknologi tinggi.
Salah satu calon mahasiswa, Dimas Arya, menyampaikan antusiasmenya: “Saya ingin belajar AI di UMS karena saya percaya prodi ini akan memberikan bekal yang kuat untuk karier saya di bidang teknologi. Menjadi bagian dari PTMA pertama yang membuka prodi ini tentu prestisius.”
Tantangan dan Strategi Keberlanjutan
Meski banyak peluang, pengembangan prodi AI juga menghadapi tantangan, seperti kebutuhan dosen ahli di bidang AI, infrastruktur teknologi yang memadai, dan adaptasi kurikulum sesuai perkembangan teknologi. UMS berkomitmen untuk terus memperkuat kapasitas dosen melalui pelatihan, kolaborasi riset, dan perekrutan tenaga ahli.
“Pengembangan prodi ini adalah investasi jangka panjang. Kami terus memantau perkembangan teknologi, menyesuaikan kurikulum, dan memastikan mahasiswa mendapat pengalaman belajar yang relevan,” tegas Dr. Rina Susanti.
Menuju Era Pendidikan Tinggi Berbasis AI
Pembukaan Prodi Kecerdasan Buatan di UMS menjadi tonggak penting bagi pendidikan tinggi Muhammadiyah dan pendidikan tinggi di Indonesia secara umum. Langkah ini tidak hanya memberikan akses pendidikan yang relevan bagi mahasiswa, tetapi juga mendorong lahirnya inovasi teknologi yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Dengan strategi pendidikan berbasis riset, kolaborasi industri, dan pengembangan start-up teknologi, UMS menegaskan posisinya sebagai pelopor pendidikan AI di Indonesia. Langkah berani ini diharapkan menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lainnya untuk beradaptasi dengan era digital, sekaligus mencetak generasi muda yang siap menghadapi tantangan global di bidang teknologi.