Dua Sisi Teknologi Antara Kesejahteraan dan Kesenjangan Sosial

Dua Sisi Teknologi Antara Kesejahteraan dan Kesenjangan Sosial

Franklin County News — KBRN, Surakarta: Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kini sudah jadi bagian dari kehidupan masyarakat, dan berdampak pada berbagai bidang kehidupan, baik positif maupun negatif, mulai dari ekonomi hingga sosial dan budaya. Sebuah artikel di Jurnal Analisa Sosiologi (April 2014, Hendro Setyo Wahyudi, Mita Puspita Sukmasari) menunjukkan bahwa meskipun teknologi bisa memberikan kemudahan dan kesejahteraan, tetapi juga membawa tantangan serius, terutama terkait nilai-nilai kemanusiaan dan perbedaan sosial.

Penelitian ini mengakui bahwa Teknologi mempercepat dan meningkatkan produksi barang, baik jenisnya, jumlahnya, maupun kualitasnya, bisa dilakukan secara massal dan berkelanjutan. Kemajuan teknologi telah memberikan banyak kemudahan dalam kehidupan manusia, mulai dari penyampaian informasi melalui media modern seperti televisi hingga sarana komunikasi yang memudahkan urusan sehari-hari, menjadikan aktivitas lebih produktif, efektif, dan efisien.

Namun, dampak negatif dari teknologi juga perlu diwaspadai. Salah satu masalah yang dibahas adalah kecenderungan manusia bersikap lengah terhadap hal-hal yang bermanfaat karena terlalu terpukau oleh fitur menarik, permainan, dan berbagai video yang ditawarkan teknologi.

Waktu yang bisa digunakan untuk kegiatan positif sekarang sering kali dikuasai oleh penggunaan teknologi. Selain itu, kemajuan teknologi yang cepat bisa memicu budaya kapitalisme yang mendorong konsumsi berlebihan.

Ini diperparah oleh globalisasi, yang berpotensi menciptakan kesenjangan sosial yang tajam antara orang kaya dan orang miskin akibat persaingan bebas. Kondisi seperti ini menimbulkan kekhawatiran bahwa dapat menciptakan ketegangan, mengganggu stabilitas kehidupan nasional, bahkan memperparah angka pengangguran dan kemiskinan.

Para peneliti menyarankan bahwa pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia harus didasarkan pada nilai-nilai budaya bangsa, terutama nilai kemanusiaan yang adil dan beradab yang terkandung dalam Pancasila. Nilai-nilai kemanusiaan harus menjadi dasar moral agar penggunaan teknologi menjadi adil dan beradab.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Mulai dari sistem transportasi, layanan kesehatan, pendidikan, hingga sektor ekonomi, teknologi memberikan kemudahan, efisiensi, dan akses yang sebelumnya sulit dijangkau. Misalnya, platform e‑learning memungkinkan siswa di daerah terpencil mengakses materi pendidikan berkualitas. Di bidang kesehatan, telemedicine mempermudah pasien untuk berkonsultasi dengan dokter tanpa harus bepergian jauh. Inovasi seperti fintech dan e-commerce pun membuka peluang usaha baru, mempermudah transaksi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan pendapatan tambahan.

Peningkatan Produktivitas dan Peluang Ekonomi

Selain akses layanan, teknologi turut mendorong produktivitas. Otomatisasi industri, sistem manajemen digital, dan aplikasi produktivitas membuat pekerjaan lebih cepat, akurat, dan hemat biaya. Hal ini berdampak langsung pada peningkatan pendapatan individu maupun perusahaan. Para pekerja bisa mengakses peluang kerja dari jarak jauh, sementara pengusaha UMKM dapat memasarkan produk mereka ke pasar global melalui e-commerce. Dengan demikian, teknologi berperan sebagai alat penggerak kesejahteraan masyarakat modern.

Kesenjangan Sosial yang Meningkat

Namun, kemajuan teknologi tidak selalu membawa dampak positif secara merata. Salah satu dampak negatif yang terlihat adalah kesenjangan sosial dan digital. Tidak semua kelompok masyarakat memiliki akses yang sama terhadap teknologi. Mereka yang tinggal di daerah terpencil, kurang berpendidikan, atau tidak mampu membeli perangkat digital, kerap tertinggal. Hal ini menciptakan jurang antara kelompok yang mampu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kelompok yang justru semakin terpinggirkan.

Dampak Kesenjangan terhadap Pendidikan dan Ekonomi

Kesenjangan digital ini berdampak pada pendidikan dan ekonomi. Siswa yang tidak memiliki akses internet atau perangkat yang memadai cenderung tertinggal dalam pembelajaran daring. Sementara itu, pekerja yang tidak mahir menggunakan teknologi bisa kehilangan peluang kerja atau terpaksa menghadapi upah lebih rendah. Di sektor ekonomi, bisnis kecil tanpa akses teknologi kesulitan bersaing dengan perusahaan besar yang memanfaatkan sistem digital. Akibatnya, teknologi yang semula bertujuan mempermudah justru bisa memperlebar kesenjangan sosial dan ekonomi.

Peran Pemerintah dan Masyarakat

Untuk meminimalkan dampak negatif ini, pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama. Pemerintah dapat memperluas infrastruktur digital, menyediakan pelatihan keterampilan teknologi, dan memberi akses perangkat bagi masyarakat kurang mampu. Sementara itu, sektor swasta dapat menyelenggarakan program literasi digital, mendukung UMKM untuk go digital, dan menciptakan solusi teknologi yang inklusif. Dengan langkah ini, teknologi dapat lebih efektif meningkatkan kesejahteraan tanpa menimbulkan kesenjangan yang signifikan.

Teknologi adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, ia meningkatkan kualitas hidup, efisiensi, dan kesejahteraan masyarakat. Di sisi lain, jika tidak dikelola dengan baik, teknologi dapat memperbesar kesenjangan sosial dan ekonomi. Tantangan utama adalah memastikan akses, keterampilan, dan pemanfaatan teknologi merata bagi semua lapisan masyarakat. Dengan pendekatan inklusif, teknologi bisa menjadi jembatan bagi kesejahteraan, bukan sekadar pemisah bagi mereka yang tertinggal.

Pembuatan Properti Mewah dan Terindah di Jakarta
Properti 2026 Lahan Industri dan Rumah Tapak Penopang Pasar