4 Rekomendasi Spot Healing Alami di Ubud yang Tidak Ramai Turis
Franklin County News — Bali, terutama kawasan Ubud, telah lama dikenal sebagai pusat spiritual dan healing alami. Namun, seiring popularitasnya, banyak spot indah di Ubud kini dipadati wisatawan, mengurangi esensi ketenangan yang dicari para pencari damai. Bagi Anda yang mendambakan liburan ke Bali dengan fokus pada ketenangan (mindfulness) dan penyembuhan diri (healing) yang autentik, berikut adalah empat rekomendasi lokasi tersembunyi yang menawarkan kedamaian alami, jauh dari hiruk pikuk keramaian turis.
1. Tirta Empul Tampak Siring (Di Luar Jam Puncak)
Meskipun Pura Tirta Empul adalah lokasi iconic dan ramai, esensi ketenangan dan spiritualitasnya masih dapat dinikmati dengan strategi yang tepat.
Kunci untuk merasakan kedamaian di Tirta Empul adalah dengan datang sangat pagi (sebelum pukul 08.00 WITA) atau sore hari menjelang penutupan (setelah pukul 17.00 WITA). Pada jam-jam ini, rombongan besar turis biasanya belum tiba atau sudah pulang.
- Pura ini terkenal dengan kolam permandian air suci yang bersumber dari mata air alami. Melakukan ritual Melukat (pembersihan diri) di dalam kolam ini saat suasana sepi memberikan pengalaman spiritual yang dalam dan meditatif. Cahaya pagi yang lembut atau senja yang tenang menambah aura sakral pada ritual tersebut.
- Fokuskan perhatian pada 13 pancuran air yang berbeda, masing-masing dipercaya memiliki makna pembersihan yang spesifik
2. Campuhan Ridge Walk (Fajar Menyingsing)
- Campuhan Ridge Walk adalah jalur trekking yang membentang di atas bukit, populer karena pemandangan lembah hijau yang memukau. Namun, pada siang hari, jalur ini bisa sangat ramai dan panas.
- Datanglah saat fajar menyingsing (sekitar pukul 06.00 WITA). Pada waktu ini, Anda akan disuguhi udara pagi yang sejuk, embun tipis, dan langit yang berubah warna dari gelap menjadi emas. Hanya segelintir pelari dan penduduk lokal yang berada di sana, menciptakan suasana yang sangat tenang dan pribadi.
- Trekking pagi adalah sesi walking meditation yang sempurna. Jauhnya dari suara kendaraan dan dekatnya dengan suara alam desiran angin di padang rumput dan kicauan burung memungkinkan Anda benar-benar fokus pada napas dan langkah kaki Anda. Pemandangan pohon kelapa yang berbaris dan lembah sungai yang berkabut memberikan rasa damai yang menenangkan.
- Bawa bekal air dan jangan terburu-buru. Nikmati matahari terbit dari puncak bukit sebelum kembali.
3. Air Terjun Tukad Cepung (Akses Tengah Hari Low Season)
Terkenal dengan cahaya surga (rays of light) yang menembus celah gua, Tukad Cepung sering kali dipenuhi antrean panjang untuk berfoto. Namun, ada cara untuk mendapatkan pengalaman yang lebih intim.
Hindari musim puncak (Juli-Agustus) dan cobalah datang pada tengah hari (sekitar pukul 11.00 – 13.00 WITA) di hari kerja. Pada waktu ini, meskipun cahaya matahari paling kuat, beberapa turis memilih istirahat makan siang. Selain itu, fokus pada perjalanan menuju air terjun. Jalur menurun menuju gua adalah sesi trekking yang tersembunyi dan indah.
- Keunikan Tukad Cepung adalah sensasi berada di dalam gua alami. Suara gemericik air terjun yang teredam di dalam gua, dikombinasikan dengan udara yang dingin dan lembap, menciptakan suasana yang menenangkan, hampir seperti berada di dalam kathedral alami. Meskipun mungkin ada beberapa orang, fokuskan pandangan Anda pada tekstur batu dan rintik air.
- Ambil waktu sejenak untuk duduk di bebatuan di bawah, tutup mata, dan dengarkan resonansi air di dalam gua
4. Subak Juwuk Manis (Jalur Sawah Tersembunyi)
Banyak wisatawan mengenal Sawah Tegalalang, yang sangat padat. Sebagai gantinya, carilah Subak Juwuk Manis (juga dikenal sebagai Sunset Rice Field Walk), yang terletak tersembunyi di belakang jalan utama Ubud.
Subak Juwuk Manis adalah jaringan sawah kecil yang masih dipertahankan oleh sistem irigasi tradisional Bali (Subak). Akses masuknya tersembunyi di antara gang-gang sempit di pusat Ubud, sehingga tidak mudah ditemukan oleh bus tur besar.
- Tempat ini menawarkan pemandangan sawah hijau yang luas, dengan petani yang masih bekerja secara tradisional. Anda dapat berjalan kaki di antara pematang sawah (galengan), merasakan udara pedesaan yang bersih, dan menikmati kesunyian yang kontras dengan hiruk pikuk Ubud yang hanya berjarak 50 meter. Di sini, Anda bisa menemukan kedai kecil yang dikelola keluarga, menjual kopi dan smoothie lokal, jauh dari kafe komersial besar.
- Khusus Kunjungi pada sore hari (pukul 16.00 WITA) untuk menikmati warna emas matahari terbenam yang memantul di sawah.
- Dengan memilih waktu dan lokasi yang tepat, liburan healing Anda di Ubud dapat menjadi pengalaman yang otentik dan benar-benar memulihkan, menjauhkan Anda dari keramaian dan mendekatkan Anda pada kedamaian Bali yang sebenarnya.