Seimbangkan Bisnis dan HAM, Wilmar Raih Penghargaan Setara Institute
Franklin County News — Perusahaan agribisnis terpadu Wilmar kembali mendapatkan pengakuan penting di tingkat nasional setelah meraih penghargaan dari Setara Institute atas upayanya menyeimbangkan Praktik Bisnis dengan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM). Penghargaan ini diberikan dalam acara tahunan yang digelar di Jakarta sebagai bentuk apresiasi kepada korporasi yang konsisten menerapkan prinsip keberlanjutan dan perlindungan hak pekerja dalam operasional mereka. Wilmar dinilai telah menunjukkan konsistensi dalam memastikan seluruh proses bisnisnya berjalan sesuai standar HAM yang berlaku secara global.
Penerapan Prinsip Bisnis Berkelanjutan
Setara Institute menilai bahwa Wilmar telah menerapkan berbagai kebijakan yang memperkuat perlindungan HAM dalam rantai pasok. Mulai dari pengelolaan kebun, operasional pabrik, hingga hubungan dengan petani plasma, perusahaan dianggap mampu menjaga keseimbangan antara keuntungan bisnis dan tanggung jawab moral terhadap pekerja serta masyarakat sekitar. Strategi keberlanjutan Wilmar juga dibangun melalui kampanye internal, audit rutin, dan sistem pelaporan transparan yang memungkinkan setiap pemangku kepentingan ikut memantau pelaksanaan komitmen perusahaan.
Perusahaan menegaskan bahwa keberlanjutan bukan hanya slogan, tetapi diintegrasikan ke dalam semua proses kerja. Salah satu langkah yang diapresiasi adalah penerapan No Deforestation, No Peat, No Exploitation (NDPE) yang menjadi standar penting bagi industri minyak sawit global. Dengan kebijakan ini, Wilmar memastikan bahwa seluruh pemasok mematuhi prinsip HAM dan lingkungan yang ketat, termasuk larangan pekerja anak, praktik kerja paksa, serta perlindungan bagi pekerja perempuan.
Upaya Perusahaan dalam Lindungi Pekerja
Wilmar dinilai berhasil menyediakan lingkungan kerja yang aman dan layak, salah satunya melalui peningkatan fasilitas kesehatan, keselamatan kerja, serta program jaminan sosial dan pelatihan bagi pekerja. Dari sisi keselamatan kerja, Wilmar menerapkan standar Occupational Health and Safety (OHS) yang mengatur prosedur keselamatan ketat untuk aktivitas berisiko tinggi. Program ini berhasil menurunkan angka kecelakaan kerja secara signifikan dalam dua tahun terakhir.
Selain itu, perusahaan berupaya meningkatkan keterampilan pekerja melalui pelatihan rutin mengenai hak-hak pekerja, persamaan gender, serta peningkatan kompetensi teknis agar pekerja lebih siap menghadapi perkembangan teknologi di sektor agribisnis. Pendekatan inklusif ini dipuji karena mampu meningkatkan kualitas hidup pekerja, sekaligus memperkuat performa bisnis perusahaan.
Kolaborasi dengan Masyarakat Lokal
Setara Institute juga melihat bahwa Wilmar aktif melakukan kolaborasi dengan masyarakat lokal, terutama di wilayah operasi perkebunan. Perusahaan menjalankan sejumlah program pemberdayaan masyarakat, seperti pelatihan bagi petani mandiri, pengembangan UMKM lokal, hingga penyediaan infrastruktur pendidikan dan kesehatan. Wilmar dianggap mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat, sehingga potensi konflik dapat diminimalisasi melalui pendekatan dialog dan penyelesaian berbasis musyawarah.
Program Wilmar dalam memperkuat ekonomi masyarakat lokal juga turut berdampak pada peningkatan standar hidup serta pengurangan ketimpangan. Model kolaborasi ini dinilai menjadi contoh bagi perusahaan lain untuk menyeimbangkan kepentingan bisnis dengan tanggung jawab sosial.
Penilaian Setara Institute
Dalam laporan penilaiannya, Setara Institute menyebut bahwa Wilmar menonjol dalam aspek transparansi dan mekanisme pengaduan yang mudah diakses oleh pekerja maupun masyarakat. Sistem pelaporan yang disediakan perusahaan dianggap responsif dan mampu menangani isu-isu sensitif seperti diskriminasi, keselamatan kerja, hingga konflik lahan. Transparansi ini memberikan rasa aman bagi semua pihak untuk bersuara tanpa tekanan.
Selain itu, penilaian juga menyoroti tata kelola perusahaan yang dinilai modern, akuntabel, dan sesuai standar global. Komitmen Wilmar untuk mematuhi berbagai regulasi internasional seperti Prinsip-Prinsip Panduan PBB tentang Bisnis dan HAM (UNGPs) menjadi nilai tambah yang kuat dalam proses penilaian.
Apresiasi dan Harapan ke Depan
Direksi Wilmar menyampaikan apresiasi atas penghargaan yang diberikan dan menyebut bahwa pengakuan ini menjadi motivasi bagi perusahaan untuk terus memperkuat penerapan HAM di seluruh lini bisnis. Menurut manajemen, tantangan keberlanjutan dan HAM semakin kompleks, sehingga perusahaan harus terus beradaptasi dengan perkembangan regulasi global serta tuntutan konsumen internasional yang semakin tinggi.
Ke depan, Wilmar berencana memperluas kerja sama dengan lembaga independen, LSM, serta pemerintah untuk memperkuat sistem pengawasan dan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan standar HAM. Perusahaan juga menargetkan peningkatan kapasitas sumber daya manusia agar bisa lebih cepat merespons perubahan di sektor industri dan memastikan bahwa seluruh operasional perusahaan tetap mengutamakan prinsip HAM.
Langkah Perusahaan Menuju Masa Depan Berkelanjutan
Penghargaan dari Setara Institute menjadi bukti bahwa Wilmar berada pada jalur yang tepat dalam menerapkan praktik bisnis berkelanjutan dan berorientasi pada penghormatan terhadap HAM. Dalam industri yang sering mendapat sorotan global, komitmen ini menjadi penting untuk menjaga kepercayaan konsumen internasional serta membangun citra positif bagi industri agribisnis Indonesia.
Dengan berbagai upaya tersebut, Wilmar menegaskan komitmennya bahwa keberhasilan bisnis harus berjalan seiring dengan penghormatan terhadap manusia, lingkungan, dan nilai-nilai universal. Pengakuan dari Setara Institute pun dianggap sebagai pendorong untuk memperkuat posisi perusahaan sebagai salah satu pelaku industri yang menjadikan HAM sebagai fondasi utama dalam strategi bisnis jangka panjang.