Wali Kota Munafri Teken LoI dengan Nihon SUIDO Perkuat Mitigasi Banjir

Wali Kota Munafri Teken LoI dengan Nihon SUIDO Perkuat Mitigasi Banjir

Franklin County News — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan Nihon SUIDO, perusahaan Teknologi asal Jepang, dalam upaya menguatkan sistem mitigasi banjir di Makassar. Penandatanganan ini berlangsung di Balai Kota Makassar dan menjadi langkah strategis pemerintah kota dalam menghadapi risiko banjir yang sering terjadi, terutama pada musim hujan.

LoI ini menandai awal dari kolaborasi antara Pemerintah Kota Makassar dan Nihon SUIDO untuk memanfaatkan teknologi pintar dalam penanganan banjir. Teknologi yang ditawarkan meliputi sistem sensor air, pompa otomatis, dan pemodelan hidrologi berbasis data real-time. Dengan sistem ini, pemerintah kota dapat memantau kondisi sungai, drainase, dan titik rawan banjir secara lebih akurat dan cepat.

Wali Kota Munafri menyatakan, “Penandatanganan LoI ini merupakan komitmen kami untuk menghadirkan inovasi teknologi dalam upaya mengurangi risiko banjir dan melindungi masyarakat Makassar dari dampak bencana.”

Nihon SUIDO menghadirkan sistem pemantauan banjir berbasis sensor IoT yang mampu mendeteksi kenaikan debit air sungai dan saluran drainase secara real-time. Sistem ini terintegrasi dengan pompa otomatis yang akan bekerja sesuai kebutuhan, sehingga potensi genangan dapat diminimalkan sebelum berkembang menjadi banjir besar.

Selain itu, teknologi ini juga dilengkapi platform pemodelan hidrologi digital, yang memungkinkan pemerintah kota merencanakan pengelolaan air lebih efisien. Dengan data yang akurat, tim tanggap darurat dapat melakukan evakuasi dan mitigasi lebih cepat, serta merencanakan pembangunan infrastruktur anti-banjir yang tepat sasaran.

Makassar, sebagai kota metropolitan yang mengalami urbanisasi cepat, sering menghadapi risiko banjir akibat drainase tersumbat, curah hujan tinggi, dan perubahan tata ruang. Pemerintah kota menargetkan teknologi ini dapat meningkatkan kapasitas mitigasi banjir hingga 50%, terutama di wilayah yang rawan seperti Kecamatan Mariso, Tamalate, dan Panakkukang.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Makassar, Andi Rahman, menjelaskan, “Dengan adanya sistem sensor dan pompa cerdas, kami dapat mengantisipasi banjir sebelum terjadi, meminimalkan kerugian, dan meningkatkan keselamatan warga.”

Kerja sama ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga peningkatan kapasitas SDM dan transfer pengetahuan. Nihon SUIDO akan melatih tim teknis pemerintah kota dalam mengoperasikan sistem sensor dan analisis data hidrologi. Hal ini penting agar teknologi dapat dioperasikan secara mandiri dan berkelanjutan, tanpa selalu tergantung pada pihak luar.

Selain itu, kolaborasi ini melibatkan komunitas dan warga setempat melalui sosialisasi sistem mitigasi, sehingga masyarakat dapat lebih memahami tanda-tanda banjir dan langkah mitigasi awal. Pendekatan ini bertujuan menciptakan sistem mitigasi terpadu antara teknologi dan partisipasi warga.

Implementasi teknologi ini diharapkan membawa dampak positif jangka panjang bagi Makassar. Selain mengurangi frekuensi banjir, sistem ini dapat meningkatkan keamanan lingkungan, efisiensi operasional, dan perencanaan infrastruktur.

Warga di wilayah rawan banjir juga akan mendapatkan manfaat langsung, seperti peringatan dini melalui aplikasi mobile dan sistem notifikasi otomatis, sehingga mereka dapat melakukan langkah mitigasi atau evakuasi lebih cepat. Hal ini diharapkan menekan kerugian materi dan risiko keselamatan.

Kolaborasi ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta lembaga penanggulangan bencana. Dukungan ini penting untuk memastikan pendanaan, koordinasi, dan integrasi sistem berjalan lancar.

Wali Kota Munafri menekankan, “Mitigasi banjir bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi kolaborasi semua pihak, mulai dari industri teknologi, masyarakat, hingga lembaga terkait. Dengan bekerja sama, kita bisa menciptakan Makassar yang lebih aman dan nyaman.”

Setelah LoI, tahap berikutnya adalah studi kelayakan, instalasi pilot project, dan uji coba sistem sensor. Pemerintah kota menargetkan sistem ini dapat mulai beroperasi penuh dalam 12 bulan ke depan, dengan evaluasi berkala untuk menyesuaikan kebutuhan lapangan.

Langkah ini juga membuka peluang bagi investasi teknologi ramah lingkungan dan solusi smart city, yang dapat diterapkan di sektor lain seperti pengelolaan sampah, air bersih, dan transportasi publik.

Penandatanganan LoI antara Wali Kota Munafri Arifuddin dan Nihon SUIDO menandai awal era baru dalam mitigasi banjir di Makassar. Dengan dukungan sensor cerdas, pompa otomatis, dan pemodelan hidrologi berbasis data real-time, pemerintah kota dapat meningkatkan efektivitas mitigasi, mengurangi risiko banjir, dan melindungi masyarakat.

Kolaborasi teknologi ini bukan hanya soal alat, tetapi juga pendidikan SDM, keterlibatan warga, dan integrasi sistem, sehingga Makassar dapat menjadi kota yang lebih aman, tangguh, dan siap menghadapi tantangan perubahan iklim di masa depan.

Inkubasi Bisnis di Gresik, Ajak Pelaku UMKM Tingkatkan Kualitas Produk
Harga Properti Rp500 Juta ke Bawah di Jogja Turun hingga 30 Persen